Rokan Hulu — Dalam upaya memperkuat sinergi pengawasan pemilu dan mendorong partisipasi aktif masyarakat, Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kabupaten Rokan Hulu menggelar kegiatan bertajuk Penguatan Kelembagaan Pengawas Pemilihan Umum bersama Mitra Kerja, Selasa (16/9/2024), di lantai dua Hotel Sapadia, Pasir Pengaraian.
Acara strategis ini dibuka secara resmi oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Rokan Hulu, M. Zaki, S.STP, M.Si, yang dalam sambutannya menekankan pentingnya kolaborasi seluruh elemen bangsa dalam menyukseskan pemilu.
“Pengawasan pemilu bukan hanya tugas Bawaslu, tapi merupakan tanggung jawab kolektif. Kita semua, baik penyelenggara, aparat, akademisi, media, maupun masyarakat umum, harus bersatu dalam menjaga integritas demokrasi. Momentum ini harus kita manfaatkan untuk memperkuat sinergi,” tegas Zaki.
Kegiatan ini turut dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, seperti perwakilan dari Polres Rokan Hulu, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Rokan Hulu Cepi, S.Ag., Ketua Bawaslu H. Fajrul Islami Damsir, SH., MH., serta Tenaga Ahli Komisi II DPR RI. Puluhan organisasi kemahasiswaan dan organisasi wartawan juga tampak antusias mengikuti kegiatan ini.
Dalam sambutannya, Ketua Bawaslu Fajrul Islami Damsir menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari penguatan kelembagaan pengawas pemilu dalam menyongsong Pemilu 2029. Ia menekankan pentingnya pemahaman yang menyeluruh terhadap regulasi kepemiluan bagi semua mitra kerja dan masyarakat.
“Kami ingin seluruh stakeholder memahami aturan main dalam pemilu. Pengawasan tidak bisa berjalan sendiri, harus melibatkan masyarakat. Dengan pengawasan partisipatif, potensi pelanggaran bisa kita cegah sedini mungkin,” ujar Fajrul.
Fajrul juga menyoroti pentingnya sinergi antara Bawaslu dan KPU, meskipun keduanya memiliki peran yang berbeda dalam penyelenggaraan pemilu. Menurutnya, sinergi tersebut menjadi kunci suksesnya proses demokrasi di Rokan Hulu.
Acara ini menghadirkan narasumber dari Tenaga Ahli Komisi II DPR RI, Luvita Nur Aviah, yang memaparkan materi mengenai strategi pengawasan pemilu yang efektif dan partisipatif. Diskusi interaktif bersama narasumber menjadi salah satu sesi paling dinamis, dengan berbagai pertanyaan, masukan, dan gagasan dari peserta, terutama dari kalangan mahasiswa dan guru.
Peserta mengangkat isu pentingnya literasi demokrasi sejak usia dini. Mereka menyampaikan bahwa pendidikan politik harus masuk ke dalam kurikulum pendidikan dan menjadi bagian dari budaya masyarakat. Tujuannya, agar generasi muda lebih kritis, aktif, dan peduli terhadap proses politik dan demokrasi di Indonesia.
Kegiatan ini ditutup dengan komitmen bersama seluruh peserta untuk mendukung pengawasan pemilu yang jujur, adil, dan transparan. Diharapkan, kegiatan seperti ini dapat terus dilakukan secara berkesinambungan guna memperkuat kesadaran politik dan membangun budaya demokrasi yang sehat di tengah masyarakat.
Dengan semangat kolaborasi dan pengawasan partisipatif, pemilu mendatang diharapkan menjadi pesta demokrasi yang bermartabat dan melahirkan pemimpin yang benar-benar mewakili aspirasi rakyat.